Sabtu, 10 Maret 2012

Teori Media I


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Teori adalah sebuah cara untuk melihat fakta, menyusun dan menunjukannya. Teori merupakan sebuah tafsiran sehingga mempertanyakan kegunaan sebuah teori lebih bijaksana daripada mempertanyakan kebenarannya. Kebenaran seperti apapun dapat diperlihatkan melalui beragam cara, tergantung pada oreintasi ahli teorinya.
Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan dimana komunikan akan memberikan umpan balik kepada komunikator sebagai umpan balik atau tanggapan dari pesan yang di terimanya. Komunikasi dapat berupa komunikasi internal dan ekternal, komunikasi internal merupakan sebuah komunikasi yang dilakukan seorang individu terhadap dirinya sendiri mengenai apa yang hendak dilakukan. Sedangkan komunikasi eksternal merupakan komunikasi seorang individu dengan orang lain seperti halnya percakapan yang kita lakukan dalam sehari – hari.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat  mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori Media – sosiokultural?
2.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori pengembangan – sosiopsikologis?
3.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Opini public dan teori spiral keheningan sibernetika?

C.    Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1.      Diharapkan makalah ini dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
2.      Dengan makalah ini dimaksudkan untuk dapat memberi pemahaman tentang Teori Media
3.      Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah pada masa yang akan data.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Media
Adanya media tertentu seperti televisi memengaruhi bagaimana kita berpikir tentang dan merespons pada dunia. Sementara media bekerja media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen-segmen masyarakat yang berbeda, audiens tidak semuanya terpengaruh, tetapi berinteraksi dalam cara yang khusus dengan media. Tesis ini dikembangkan dalam teori-teori yang diringkaskan dalam bagian berikut.
1.      Teori Media klasik
Marshall McLuhan, seorang tokoh terkemuka dalam penelitian budaya populer pada tahun 1960-an, menarik perhatian karena gaya penulisannya yang tidak biasa dan gagasannya yang mengejutkan dan menggugah pemikiran. Walaupun rincian teori McLuhan sering kali ditolak dalam media yang umum, tesisnya telah menerima penerimaan secara luas: media, terpisah dari apa pun isi yang disampaikannya, pengaruh individu ataupun masyarakat. Gagasan ini dalam berbagai bentuknya adalah apa yang kita sebut dengan “Teori Media”. Televisi memengaruhi anda terlepas dari apa yang anda tonton. Dunia maya memengaruhi masyarakat, terlepas dari situs yang orang kunjungi. Media pribadi (misalnya iPod) mengubah masyarakat, terlepas dari pilihan lagu yang dibuat oleh penggunanya.
McLuhan bukanlah orang pertama yang menulis tentang gagasan ini. Sebenarnya, gagasannya sangat dipengaruhi oleh karya pengajarnya, Harold Adams Innis yang mengajarkan bahwa media komunikasi adalah intisari peradaban dan bahwa sejarah diarahkan oleh media yang menonjol pada masanya. Bagi McLuhan dan Innis, media merupakan perpanjangan pikiran manusia, jaadi media yang menonjol dalam penggunaan mebiaskan masa historis apapun. Media berat yang kuno seperti gulungan naskah, tanah liat, atau batu sangat kuat dan karenanya mengikat waktu (time binding) karena dapat bertahan sangat lama. Sesuatu yang ditulis diatas batu biasanya kuat, tidak berubah, dan tahan lama, tapi sulit untuk dipindahkan dan kurang mengikat bagi banyak orang dalam area yang luas. Karena memudahkan komunikasi dari satu generasi ke generasi lainnya dan tidak banyak berubah, media yang mengikat waktu dibiaskan terhadap tradisi. Sebaliknya media yang mengikat ruang dan waktu (space binding) seperti kertas biasanya ringan dan mudah dipindahkan, sehingga dapat memudahkan komunikasi dari satu tempat ke tempat lain, mendorong pembangunan kerajaan, birokrasi yang besar, dan militer.
Karena menghasilkan satu suara pada satu waktu, suara sebagai media mendorong manusia untuk mengatur pengalaman mereka secara kronologis. Suara juga memerlukan penegtahuan serta tradisi dan karenanya mendukung komunitas dan hubungan. Media tertulis yang disusun secara spasial menghasilkan budaya yang berbeda. Pengaruh pengikat dari tulisan yang menghasilkan minat dalam otoritas politik dan pertumbuhan kerajaan. Tesis McLuhan adalah bahwa manusia beradaptasi terhadap lingkungan melalui keseimbangan atau rasio pemahaman tertentu, dan media utama dari masa tersebut menghadirkan rasio pemahaman tertentu yang memengaruhi persepsi. McLuhan memandang setiap media sebagai sebuah perpanjangan pikiran manusia: “Roda….adalah perpanjangan dari kaki. Buku adalah perpanjangan mata…. Pakaian, sebuah perpanjangan kulit…. Sirkuit listrik, sebuah perpanjang system syaraf sentral.
Donald Ellis memberikan satu tatanan preposisi yang mewakili sebuah sudut pandang kontemporer pada gagasan dasar Innis dan McLuhan. Ellis mencatat bahwa media yang terbesar pada suatu waktu akan membetuk prilaku dan pemikiran. Ketika media berubah, demikian juga dengan cara berpikir kita, cara kita mengatur informasi, dan berhubungan dengan orang lain. Ada perbedaan yang tajam antara media lisan, tulisaan, dan elektronik, masing-masing dengaan pengaruh yang berbeda dalam bagaimana kita berinteraksi dengan setiap media.
Komunikasi lisan sangat fleksibel dan organis. Pesan-pesan yang disampaikan lisan sangat cepat dan bersifat sementara, sehingga individu dan kelompok harus menyimpan informasi dalam pikiran mereka dan memberikannya lagi melalui pembicaraan.
Tulisan dan khususnya penemuan percetakan, menyebabkan perubahan mendalam pada masyarakat. Ketika anda menulis sesuatu, anda dapat memisahkannya dari waktu. Anda dapat memanipulasinya, mengubahnya, menyuntingnya, dan menyebarkan ulang tulisan tersebut. Dengan kata lain, anda dapat “menggunakan” informasi dan pengetahuan dalam cara yang tidak mungkin dilakukan dalam tradisi lisan.
Pergeseran lain terjadi ketika media elektronik muncul ke permukaan. Media elektronik seperti televisi dapat cepat dan bersifat sementara, tetapi tidak terikat dengan tempat tertentu karena dapat disiarkan secara luas. Media penyiaran memperluas persepsi anda dimana pun anda berada pada suatu waktu, menciptakan apa yang McLuhan sebut dengan desa global.
Jika komunikasi lisan menciptakan budaya komunitas dan komunikasi tulisan menciptakan sebuah budaya kelas, maka komunikasi elektronik menciptakan sebuah budaya “sel” atau kelompok yang saling bersaing untuk mempromosikan ketertarikan mereka.
Pergeseran lain munculnya dunia maya dan teknologi yang terkait dan komunikasi dengan media computer telah menciptakan bentuk realitas tambahan. Pergeseran ini mengacu pada apa yang saat ini dikenal dengan “media baru”. Walaupun McLuhan dan pengajarnya mulai mengenali berbagai lingkungan media dan pengaruh potensialnya, pergeseran yang terjadi dari media penyiaran ke media interaktif dengan munculnya dunia maya membawa lingkungan media ke permukaan, dengan minat baru dalam teori media antara peneliti komunikasi.
2.      Teori Media Baru
Pada tahub 1990, Mark Poster meluncurkan buku besarnya, The Second Media Age, yang menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khusunya dunia maya akan mengubah masyarkat.
Mungkin ada dua pandangan yang dominan tentang perbedaan antara era media pertama, dengan penekanannya pada penyiaran, dan era media kedua, dengan penekanannya pada jaringan. Kedua pandangan tersebut adalah pendekatan interaksi social dan pendekatan integrasi social.
·         Pendekatan interaksi social
Membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Bentuk media penyiaran yang lebih lama dikatakan lebih menekankan pada penyeabaran informasi yang menguarani peluang adanya interaksi. Media tersebut dianggap sebagai media informasional dan karenanya menjadi mediasi realistas bagi konsumen. Sebalinya, media baru lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi.
Cara kedua yang membedakan media adalah dengan integrasi social. Pendekata ini menggambarkan media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrument komunikasi  atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki. Setiap media memiliki potensi untuk ritual dan integrasi, tetapi media menjalankan fungsi ini dalam cara yang berbeda.
Sebaliknya kita menggunakan media sebagai semacam ritual bersama yang membuat kita merasa sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita. Media diritualkan karena media menjadi kebiasaan, sesuatu yang formal, dan memiliki nilai yang lebih besar dari penggunaan media itu sendiri.
·         Teori penyusunan agenda
Penyusunan agenda membentuk gambaran atau isu yang penting dalam pikiran masyarakat. Penyusunan agenda terjadi karena media harus selektif dalam melaporkan berita. Ada dua tingkatan penyusunan agenda. Pertama, menentukan isu-isu umum yang dianggap penting, dan yang kedua menentukan bagian atau aspek dari isu-isu tersebut yang dianggap penting.
Fungsi penyusunan agenda adalah
1.      Prioritas isu-isu yang akan dibahas dalam yang akan dibahas dalam agenda media harus diatur.
2.      Agenda media memengaruhi atau berinteraksi dengan apa yang masyarakat pikirkan, menciptakan agenda masyarakat.
3.      Agenda masyarakat memengaruhi atau berinteraksi dengan apa yang para pembuat kebijakan anggap penting disebut agenda kebijakan.
·         Penelitian Media Tindakan Sosial
Gerald Schoening dan James Anderson menyebut pendekatan berdasarkan masyarakat dengan penelitian media tindakan social dan mereka menggarisbawahi enam dasar pemikiran dari penelitian ini.
1.      Makna tidak ada dalam pesan itu sendiri, tetapi dihasilkan oleh sebuah proses interpretative di dalam audiens.
2.      Bahwa makna pesan-pesan media dan program tidak dintentukan secara pasif tetapi dihasilkan secara aktif oleh audiens.
3.      Bahwa makna media terus bergeser ketika anggota mendekati media dalam cara yang berbeda.
4.      Makna sebuah program atau pesan tidak pernah ditentukan sendiri tapi bersifat komunal.
5.      Tindakan yang menentukan pemaknaan kelompok untuk isi media dilakukan dalam interaksi antaranggota kelompok.
·         Tradisi Pengaruh
Teori tentang komunikasi massa telah mangalami perkembangan yang besar pada abad ini. sebelumnya, para peneliti percaya pada “peluru ajaib” teori pengaruh komunikasi. Individu diyakini sangat terpengaruh oleh pesan-pesan media karena media dianggap sangat kuat dalam membentuk opini masyarakat. Menurut model ini, jika anda mendengar radio  bahwa anda harus membeli asuransi mobil Geiko, anda akan melakukannya.
B.     Teori Pengembangan
Penelitian yang dilakukan oleh George Gerbner dan rekan-rekannya – teori pengembangan – menyatakan bahwa televisi menghadirkan cara untuk memandang dunia. Melalui penelitian mereka tentang televisi, mereka telah mengembangkan apa yang mereka sebut dengan teori pengembangan (cultivation theory).
·         Penggunaan, Kepuasan, dan Ketergantungan
Salah satu teori yang paling populer tentang komunikasi massa adalah pendekatan penggunaan dan kepuasan (uses-and-gratification). Pendekatan ini berfokusa pada konsumen – anggota audiens – ketimbang pada pesanny. Tidak seperti tradisi pengaruh yang kuat, pendekatan ini menganggap audiens sebagai pengguan yang berbeda.
·         Teori Nilai Dugaan
Philip Plagreen menciptakan sebuah penjabaran dari teori ini berdasarkan pada penelitiannya sendiri, penelitian Karl Rosengren, dan yang lainnya. Teori ini menerapkan teori nilai dugaan (expectancy calue theory). Kepuasan yang anda cari dari media ditentukan oleh sikap anda terhadap media – keyakinan anda tentang media tertentu apa yang dapat memuaskan anda – dan penilaian.

·         Teori Ketergantungan
Pendekatan penggunaan dan kepuasan adalah sebuah teori pengaruh terbatas. Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur adalah yang pertama kali mengusulkan teori ketergantungan.
Sejalan dengan teori penggunaan kepuasan, teori ketergantungan memperkirakan bahwa anda bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi, anda tidak bergantung pada semua media. Ada dua factor yang menentukan akan seberapa bergantungnya anda media menurut Ball-Rokeach dan DeFleur.
Pertama, anda akan menjadi lebih bergantung pada media yang memenuhi beberapa kebutuhan anda daripada media yang hanya sedikit memuaskan saja. Media bisa menjalankan beberapa fungsi, seperti memantau aktivitas pemerintah, melaporkan berita, dan memberikan hiburan.
Sumber ketergantungan yang kedua adalah stabilitas social. Ketika perubahan social dan konflik meningkat, institusi, keyakinan, dan kegiatan yang sudah terbentuk mulai ditentang, mendorong adanya penilaian ulang dan mungkin pilihan-pilihan baru yang terkait dengan konsumsi media.
C.    Opini masyarakat dan Spiral Ketenangan
Bahasan tentang opini masyarakat telah menjadi masalah besar dalam ilmu politik. Masalah ini didefinisikan sebagi opini yang diungkapkan secara umum, opini yang menyangkut urusan masyarakat sebagai sebuah kelompok aluh-laih beberapa kelompok individu yang lebih kecil. Teori Elisabeth Noelle-Neumann tentang “spiral ketenangan” meneruskan analsis ini dengan menunjukkan bagaimana komunikasi interpersonal dan media berjalan bersama dalam perkembangan opini masyarakat.
Noellle-Neumann mengamati bahwa dalam pemilihan, pandangan-pandangan tertentu nampaknya mendapatkan lebih banyak peran daripada pandangan lain. Kadang-kadang manusia menyimpan opini mereka daripada membicarakannya. Noelle-Neumann menyebutnya Spiral Ketenangan (spiral of silence). 
Pengaruh media pada opini masyarakat bersifat kumulatif daan tidak selalu nyata.
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Adanya media tertentu seperti televisi memengaruhi bagaimana kita berpikir tentang dan merespons pada dunia. Sementara media bekerja media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen-segmen masyarakat yang berbeda, audiens tidak semuanya terpengaruh, tetapi berinteraksi dalam cara yang khusus dengan media. Tesis ini dikembangkan dalam teori-teori yang diringkaskan dalam bagian berikut.
2.      Penelitian yang dilakukan oleh George Gerbner dan rekan-rekannya – teori pengembangan – menyatakan bahwa televisi menghadirkan cara untuk memandang dunia. Melalui penelitian mereka tentang televisi, mereka telah mengembangkan apa yang mereka sebut dengan teori pengembangan (cultivation theory).
3.      Bahasan tentang opini masyarakat telah menjadi masalah besar dalam ilmu politik. Masalah ini didefinisikan sebagi opini yang diungkapkan secara umum, opini yang menyangkut urusan masyarakat sebagai sebuah kelompok aluh-laih beberapa kelompok individu yang lebih kecil. Teori Elisabeth Noelle-Neumann tentang “spiral ketenangan” meneruskan analsis ini dengan menunjukkan bagaimana komunikasi interpersonal dan media berjalan bersama dalam perkembangan opini masyarakat.



B.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar